DIGTALPOS.com, Samarinda, Kalimantan Timur – Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim) terus menunjukkan kemajuan yang signifikan, meskipun beberapa kabupaten/kota masih perlu mengejar ketertinggalan. Secara keseluruhan, IPM Kaltim tercatat sedikit lebih tinggi dari angka nasional, dengan beberapa daerah di Kaltim berhasil melampaui rata-rata nasional.
IPM merupakan indikator utama keberhasilan pembangunan suatu daerah, yang meliputi aspek-aspek seperti harapan hidup, pendidikan, dan standar hidup masyarakat. Pada masa pemerintahan Gubernur Isran Noor dan Wakil Gubernur Hadi Mulyadi, IPM Kaltim mengalami peningkatan yang cukup menggembirakan. Teranyar, pada 2023, IPM Kaltim tercatat 78,20, melampaui angka nasional yang sebesar 74,39, dan berada di posisi ketiga tertinggi di Indonesia, setelah Jakarta dan Daerah Istimewa Yogyakarta.
Namun, meskipun ada kemajuan, Andi Satya menyoroti beberapa kabupaten/kota di Kaltim masih memiliki IPM yang rendah. Kota Samarinda, Balikpapan, dan Bontang tercatat sebagai daerah dengan IPM yang lebih tinggi daripada angka nasional, dengan Samarinda mencatatkan 82,32, Balikpapan 81,66, dan Bontang 81,56.
“Ini patut dibanggakan, tapi harus berhati-hati, masih ada kabupaten/kota yang di bawah rata-rata nasional. Kita harus mengejar ketertinggalan,” katanya, Sabtu (16/11/2024).
Pria yang akrab disapa Adi itu menyebutkan, Penajam Paser Utara, Kutai Barat, dan Mahakam Ulu (Mahulu) masih berada di bawah angka nasional. Menurutnya, hal ini perlu menjadi perhatian serius untuk mengejar ketertinggalan tersebut.
Lebih jauh ia menekankan, kendati angka harapan hidup di Kaltim cukup tinggi, yaitu mencapai 74 tahun, sektor pendidikan masih menjadi tantangan besar. Pemerintah, menurutnya, harus segera mengambil langkah-langkah strategis untuk menyelesaikan permasalahan ini agar bisa lebih meningkatkan kualitas pendidikan di daerah tersebut.
Andi Satya berharap, Kaltim, bahkan Indonesia, dapat meraih bonus demografi dalam beberapa tahun mendatang, yang diharapkan bisa menjadi pendorong untuk mencapai Indonesia Emas 2045.
“Tapi kalau itu tidak menjadi perhatian, Indonesia Emas 2045 bisa gagal,” pungkasnya.
Dengan adanya perhatian khusus terhadap daerah-daerah yang tertinggal dan penekanan pada sektor pendidikan, diharapkan Kaltim dapat terus meningkatkan kualitas hidup masyarakatnya secara merata. Pemerintah dan masyarakat harus bekerja sama untuk memastikan seluruh daerah di Kaltim dapat menikmati kemajuan pembangunan yang sama. (adv)