DPRD Kutai Timur Dorong Implementasi Program Ketahanan Pangan Menyusul Penurunan Luas Panen Padi di Kaltim

DPRD Kutai Timur Dorong Implementasi Program Ketahanan Pangan Menyusul Penurunan Luas Panen Padi di Kaltim
Anggota Komisi B Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kutim, David Rante. (ist)

DIGTALPOS.com, Kutai Timur, Kalimantan Timur – Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Kalimantan Timur, terjadi penurunan luas panen padi secara signifikan di berbagai wilayah. Pada tahun 2023, luas panen padi tercatat mencapai 57,08 ribu hektare, menurun dari 64,97 ribu hektare pada tahun 2022. Penurunan sekitar 7,8 ribu hektare ini setara dengan 12 persen, menunjukkan tren yang memprihatinkan bagi sektor pertanian di Kalimantan Timur, termasuk Kabupaten Kutai Timur (Kutim), yang mengalami penurunan panen hingga ratusan hektare.

Menanggapi hal tersebut, Anggota Komisi B Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kutim, David Rante, menegaskan pentingnya segera menerapkan program ketahanan pangan di daerah. Ia mengungkapkan Badan Pangan Nasional (BPN) bersama Kepolisian RI telah menandatangani nota kesepahaman untuk memperkuat program tersebut.

“Kita butuh waktu untuk melaksanakan program ketahanan pangan ini,” kata David Rante, saat ditemui awak media belum lama ini.

Lebih lanjut Ia menambahkan, pemerintah daerah Kutim optimistis program ketahanan pangan ini dapat membantu mengatasi tren penurunan panen padi dan menjaga ketersediaan pangan di wilayah tersebut. “Tunggu langkah-langkah Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto,” tambahnya.

Melansir dari laman badanpangan.go.id, Plt Sestama BPN, Sarwo Edhy mengatakan bahwa MoU ini dilakukan guna mendorong dan mempercepat agar program-program dari Badan Pangan Nasional bisa berjalan optimal. Demi mewujudkan ketahanan pangan dan penguatan tata kelola sistem pangan nasional yang inklusif, tangguh, dan berkelanjutan.

“Untuk mewujudkan ketahanan pangan yang kokoh serta memperkuat tata kelola sistem pangan nasional, dibutuhkan upaya yang inklusif, tangguh, dan berkelanjutan,” tegas Sarwo Edhy.

Langkah ini dinilai penting untuk memastikan ketersediaan pangan di daerah tetap terjaga dan dapat memenuhi kebutuhan masyarakat secara berkelanjutan di masa mendatang. Program ketahanan pangan ini diharapkan tidak hanya dapat mengatasi penurunan produksi padi, tetapi juga meningkatkan kesejahteraan petani dan stabilitas ekonomi daerah. (Adv)

Penulis: AdiEditor: Redaksi