Waspada Serangan Buaya di Kutim, DPRD Kaltim Imbau Warga Lebih Peduli Keselamata

Waspada Serangan Buaya di Kutim, DPRD Kaltim Imbau Warga Lebih Peduli Keselamatan
Anggota DPRD Kalimantan Timur, Agus Aras. (Foto/Digtalpos)

DIGTALPOS.com, Kutai Timur – Kekhawatiran akan meningkatnya populasi buaya di Kabupaten Kutai Timur semakin nyata. Dalam beberapa waktu terakhir, satwa liar yang biasa hidup di perairan ini mulai merambah ke wilayah permukiman warga, bahkan menyebabkan korban jiwa. Insiden terbaru yang menimpa seorang warga menjadi alarm serius bagi masyarakat dan pemerintah setempat.

Menanggapi situasi ini, anggota DPRD Kalimantan Timur, Agus Aras, mengimbau warga khususnya yang tinggal di sekitar bantaran sungai, agar lebih waspada dan berhati-hati. Ia secara khusus meminta para orang tua untuk memperketat pengawasan terhadap anak-anak agar tidak bermain atau berenang di sungai.

“Kepada orang tua agar selalu waspada dan bisa menjaga ataupun melarang anak-anaknya agar tidak bermain dan berenang lagi di sungai,” tegasnya, Rabu (30/4/2025).

Menurutnya, sungai-sungai di wilayah Kutim yang dulunya menjadi tempat aktivitas sehari-hari seperti mandi atau mencuci, kini tidak lagi aman untuk digunakan seperti biasa. Ia menekankan pentingnya mengurangi aktivitas di sungai, termasuk kebiasaan mandi, sebagai bentuk perlindungan diri dan upaya menghindari potensi serangan buaya.

“Kebiasaan mandi di sungai yang sudah membudaya harus mulai dikurangi. Keselamatan adalah yang utama,” ujarnya.

Ia juga menyoroti pentingnya keterlibatan masyarakat dalam menjaga keselamatan diri dan lingkungan. Terlebih, mereka yang tinggal di daerah tepian sungai perlu lebih peduli, karena kawasan tersebut sangat rawan menjadi habitat buaya liar.

“Masyarakat sangat berperan penting dalam menjaga keselamatan. Apalagi yang tinggal di tepian sungai. Mereka harus lebih waspada karena itu merupakan wilayah yang rentan ditempati buaya,” jelasnya.

Di sisi lain, DPRD Kaltim juga mendorong agar instansi terkait segera melakukan langkah-langkah antisipatif, seperti pemasangan peringatan di titik-titik rawan, patroli rutin, dan edukasi kepada masyarakat. Dengan kerja sama antara masyarakat dan pemerintah, diharapkan konflik antara manusia dan satwa liar bisa diminimalisir. (Adv)

Penulis: NurEditor: Redaksi