DIGTALPOS.com, Berau, Kalimantan Timur (Kaltim) – Kabupaten Berau masih menghadapi tantangan besar dalam pemerataan pendidikan, terutama di daerah-daerah terpencil seperti pesisir dan pedalaman. Anggota DPRD Kaltim, Syarifatul Sya’diah, menyoroti kesenjangan ini dan menegaskan bahwa pemerintah daerah harus memberikan perhatian lebih serius untuk mengatasinya.
“Pendidikan di Berau memang sudah lumayan baik, tapi kalau dibandingkan dengan daerah-daerah di Pulau Jawa, perbedaannya masih sangat jauh,” ujar Syarifatul pada Sabtu (23/11/2024).
Menurut Syarifatul, meski ada kemajuan, infrastruktur pendidikan di wilayah terpencil harus menjadi prioritas utama. Fokus pada daerah perkotaan saja tidak cukup, karena banyak anak di pedalaman yang tertinggal akibat minimnya fasilitas dan akses.
“Jika hanya memperhatikan perkotaan, maka daerah terpencil akan terus tertinggal. Pendidikan di pedalaman harus menjadi perhatian khusus untuk menciptakan pemerataan,” tegasnya.
Syarifatul juga menaruh harapan besar pada pembangunan Ibu Kota Negara (IKN) di Kaltim. Ia optimistis proyek ini dapat memberikan dampak positif terhadap pemerataan kualitas pendidikan melalui peningkatan investasi dan perhatian pemerintah pusat.
“Dengan adanya IKN, saya berharap Kaltim dapat mengejar ketertinggalan dari wilayah-wilayah maju di Indonesia, terutama dalam hal pendidikan,” katanya.
Pemkab Berau bersama DPRD telah mengambil beberapa langkah konkret untuk mendukung pendidikan. Salah satunya adalah pemberian 1.000 laptop gratis bagi guru dan pembangunan 1.000 titik Wi-Fi gratis di berbagai wilayah. Langkah ini bertujuan untuk mendorong digitalisasi pendidikan, terutama di daerah terpencil.
“Ini adalah upaya agar anak-anak di wilayah yang sulit aksesnya tetap bisa mendapatkan pendidikan yang layak, terutama di era digital seperti sekarang,” jelasnya.
Namun, tantangan besar masih menghadang, terutama terkait masalah blank spot telekomunikasi. Hal ini menjadi kendala serius dalam pelaksanaan ujian berbasis komputer di daerah-daerah terpencil.
“Jika banyak blank spot, pelaksanaan ujian berbasis komputer akan sulit. Kami terus mendorong agar jaringan telekomunikasi dapat menjangkau daerah-daerah tersebut,” ungkap Syarifatul.
Syarifatul menegaskan, pemerataan pendidikan adalah investasi jangka panjang yang tidak boleh diabaikan. Ia berkomitmen untuk terus mendorong perbaikan akses pendidikan di wilayah terpencil.
“Ini adalah tanggung jawab kita bersama. Kami akan terus berusaha agar anak-anak di daerah terpencil mendapatkan hak pendidikan yang sama,” tutupnya.
Langkah-langkah yang telah diambil dan komitmen yang terus digelorakan oleh Syarifatul diharapkan dapat membawa perubahan nyata dalam pemerataan pendidikan di Berau, menjadikan wilayah ini setara dengan daerah-daerah maju lainnya di Indonesia. (adv)