DIGTALPOS.com, Jakarta – Upaya Pemerintah Kota Bontang dalam menjaga jejak sejarah daerahnya kian nyata. Hal itu terlihat saat Wali Kota Bontang, Neni Moerniaeni, bersama jajaran Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (DPK) melakukan kunjungan kerja ke Arsip Nasional Republik Indonesia (ANRI) di Cilandak, Jakarta Selatan, Selasa (21/10/2025).
Kunjungan ini bukan sekadar agenda seremonial, melainkan rangkaian kegiatan bersejarah setelah Pemkot Bontang menerima penghargaan Juara III sebagai Pemerintah Daerah di Wilayah Kearsipan Daerah I Kategori Kota, berdasarkan Hasil Pengawasan Kearsipan Tahun 2024 dari ANRI.
Penghargaan tersebut menjadi bukti nyata komitmen Bontang dalam menjaga dan menata arsip pemerintahan sebagai bagian penting dari memori kolektif daerah.
Kepala Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (DPK) Bontang, Retno Febriaryanti, menjelaskan bahwa kunjungan ini bertujuan untuk memperluas wawasan dan memperdalam pemahaman tentang pengelolaan arsip modern.
Selama kunjungan, rombongan Pemerintah Kota Bontang mengunjungi sejumlah fasilitas penting ANRI, seperti ruang konservasi dan restorasi arsip, ruang koleksi arsip kuno, diorama arsip nasional, hingga pusat data digital SRIKANDI (sistem penyimpanan arsip elektronik terintegrasi seluruh Indonesia).
“Kunjungan ini membuka mata kami bahwa sejarah bukan sekadar tumpukan dokumen lama. Arsip adalah rekam jejak perjalanan bangsa yang harus dijaga dengan sepenuh hati,” ujar Retno.
Ia menambahkan, pengalaman di ANRI menginspirasi DPK Bontang untuk menghadirkan diorama arsip lokal yang mampu menampilkan perjalanan panjang sejarah Kota Bontang secara visual dan edukatif.
“Kami ingin LKD (Lembaga Kearsipan Daerah) Bontang menghadirkan ruang diorama yang tak hanya menampilkan benda sejarah, tapi juga mengedukasi dan membangkitkan kesadaran generasi muda akan pentingnya menjaga memori kolektif daerah,” imbuhnya.

Sementara itu, Wali Kota Bontang, Neni Moerniaeni, yang turut hadir langsung menerima penghargaan tersebut, memberikan pesan penting kepada jajarannya. Ia meminta agar DPK Bontang tidak berhenti pada pengelolaan dokumen, tetapi juga melangkah lebih jauh dengan menata diorama arsip kota yang mampu “bercerita” kepada masyarakat.
“Kita butuh diorama seperti ini di Bontang, bukan hanya sekadar pajangan sejarah. Diorama harus menjadi ruang edukatif yang hidup tempat masyarakat, terutama generasi muda, bisa memahami perjalanan kota dari masa ke masa,” tegas Neni.
Menurutnya, ANRI telah menunjukkan bahwa arsip bisa disajikan secara menarik dan menyentuh sisi emosional masyarakat. Dari situ, Pemerintah Kota Bontang diharapkan mampu menghadirkan konsep serupa, dengan sentuhan khas lokal yang menggambarkan sejarah industri, sosial, dan budaya Bontang.
“Inilah cara kita menjaga ingatan kolektif warga Bontang. Karena tanpa arsip, tanpa dokumentasi yang tertata, sejarah bisa dengan mudah terlupakan,” tutup Neni.
Kunjungan ke ANRI ini sekaligus menjadi tonggak awal penguatan sistem kearsipan di Bontang. DPK berencana menindaklanjuti hasil kunjungan ini dengan membangun pusat arsip modern, lengkap dengan fasilitas digitalisasi dokumen dan diorama interaktif yang menampilkan sejarah kota dari masa ke masa.
Langkah ini diharapkan dapat mendorong Bontang menjadi kota dengan tata kelola arsip terbaik di Kalimantan Timur, sekaligus menjaga warisan sejarah agar tetap hidup dalam ingatan generasi mendatang. (Adv)