DIGTALPOS.com, Bontang, Kalimantan Timur – Proyek pembangunan mini teater oleh Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (DPK) Kota Bontang masih memerlukan tambahan anggaran. Meski telah menerima bantuan Dana Alokasi Khusus (DAK) sebesar Rp4,5 miliar, dana tersebut hanya mencakup bangunan utama.
Kepala DPK Bontang, Retno Febriaryanti, melalui Kepala Bidang Perpustakaan DPK Bontang, Indra Nopika Wijaya, mengungkapkan bahwa anggaran untuk interior seperti kursi dan perlengkapan lainnya masih dibutuhkan.
“Bantuan dari pusat sudah dimanfaatkan 100 persen, namun masih ada kekurangan pada bagian interior seperti tempat duduk dan perlengkapan lainnya,” ujar Indra saat dihubungi pada Sabtu (27/7/2024).
DPK Bontang saat ini kembali mengusulkan anggaran tambahan untuk menyelesaikan proyek pembangunan mini teater yang sedang berlangsung. Mengingat anggaran murni tahun 2024 sudah tidak bisa digunakan, DPK berharap anggaran perubahan bisa mencakup biaya interior yang dibutuhkan agar proyek ini dapat selesai tepat waktu dan sesuai harapan.
“Kami sudah mengusulkan penganggaran ini, namun karena anggaran murni sudah tidak memungkinkan, kami berharap bisa dimasukkan dalam anggaran perubahan. Tambahan anggaran ini penting untuk memaksimalkan fungsi mini teater,” jelas Indra, salah satu perwakilan dari DPK.
Mini teater ini dirancang sebagai wadah bagi generasi muda Kota Bontang untuk menampilkan karya terbaik mereka di berbagai bidang seni, termasuk teater, musik, film edukatif, cerita rakyat, panggung budaya, dan berbagai karya orisinal lainnya. Proyek ini diharapkan bisa menjadi tempat berkumpulnya para seniman muda untuk berkreasi dan mengembangkan bakat mereka.
Selain itu, pembangunan mini teater ini diharapkan mampu mendongkrak literasi dan kesejahteraan masyarakat Kota Bontang. Dengan adanya mini teater, diharapkan akan muncul banyak acara dan kegiatan seni yang dapat dinikmati oleh seluruh lapisan masyarakat. Hal ini juga sejalan dengan upaya pemerintah dalam meningkatkan kualitas hidup warga melalui akses yang lebih luas terhadap kegiatan budaya dan edukatif.
Tidak hanya berfungsi sebagai tempat pertunjukan, mini teater ini juga direncanakan akan menjadi pusat pelatihan dan workshop seni. Berbagai program pelatihan akan diadakan secara rutin untuk membantu para pemuda mengasah kemampuan mereka dalam berbagai disiplin seni. Dengan demikian, mini teater ini bukan hanya menjadi tempat hiburan, tetapi juga sebagai pusat pengembangan sumber daya manusia di bidang seni dan budaya.
Meskipun menghadapi tantangan dalam hal pendanaan, DPK optimis bahwa proyek ini dapat diselesaikan dengan baik asalkan mendapatkan dukungan anggaran yang diperlukan.
“Kami sangat berharap agar usulan anggaran tambahan ini dapat disetujui dalam anggaran perubahan. Mini teater ini merupakan investasi jangka panjang bagi kemajuan seni dan budaya di Kota Bontang,” tambah Indra.
Dengan segala persiapan yang sudah dilakukan, DPK bertekad untuk menjadikan mini teater ini sebagai ikon baru bagi Kota Bontang. Proyek ini tidak hanya akan memberikan manfaat jangka pendek, tetapi juga diharapkan dapat memberikan dampak positif bagi perkembangan seni dan budaya di masa depan. (Adv)