Dewan Soroti Pembangunan Pabrik Pengolahan AMDK

Dewan Soroti Pembangunan Pabrik Pengolahan AMDK
Wakil Ketua I DPRD Kutim, Asti Mazar (ist)

DIGTALPOS.com, Kutim – Wakil Ketua I DPRD Kutai Timur, Asti Mazar, menyoroti pembangunan pabrik pengolahan Air Minum Dalam Kemasan (AMDK), milik Perusahaan Umum Daerah Air Minum (Perumdam) Tirta Tuah Banua (TTB).

Asti Mazar, mempertanyakan alasan pembangunan pabrik AMDK yang di lakukan oleh Perumdam TTB tersebut. Mengingat sampai sekarang, sebagian masyarakat terutama di wilayah kecamatan masih banyak yang belum bisa menikmati fasilitas layanan air bersih.

“Kita belum tau secara pasti alasan di balik pembangunan pabrik ini, karena saya belum bertemu secara langsung dengan pihak Perusahaan Umum Daerah (Perumda), kenapa membuka investasi tersebut, sementara jaringan air bersih di masyarakat belum 100 persen terlayani dan saya juga baru tau dari wartawan,” ucap Asti Mazar (23/06/2024).

Politisi dari Partai Golkar ini menyebut, sebagai kepanjangan tangan Pemerintah Daerah dalam hal pelayanan air bersih kepada masyarakat, Perumdam TTB seharusnya lebih memprioritaskan untuk menuntaskan jaringan air bersih ke seluruh masyarakat.

Berdasarkan informasi yang ia peroleh, sampai dengan tahun 2022 lalu, cakupan layanan yang sudah di lakukan oleh Perumdam TTB untuk wilayah perkotaan sudah mencapai 91 persen. Sedangkan untuk wilayah pedesaan baru di angka 55,99 persen atau baru di nikmati oleh masyarakat di 53 desa dari 139 desa yang ada di 18 Kecamatan.

“Apakah memang yang belum terpasang ini berkaitan dengan jaringan atau karena anggaran, dan harusnya kami dapat laporan kalau ada kegiatan semacam ini, minimal surat tembusan, tapi sampai sekarang saya belum terima,” ujarnya.

Seperti diketahui, keseriusan Perumdam Tirta Tuah Banua dalam pengembangan sayapnya itu, dibuktikan dengan peletakan batu pertama pembangunan atau ground breakingnya oleh Bupati Kutim, Ardiansyah Sulaiman.

Tidak tanggung-tanggung, pembangunan pabrik yang beralamat di Jalan Papa Charlie, Kabo, Desa Swarga Bara, Kecamatan Sangatta Utara ini nilai investasinya mencapai Rp7 miliar lebih, dengan target awal produksi pertama kemasan air botol 330 milimeter dengan produksi 100 dus perhari (isi 24 botol/dus). Untuk kemasan gelas 200 milimeter juga 100 dus perhari (isi 48 gelas/dus). (Adv)

Penulis: SnEditor: Redaksi