DIGTALPOS.com, Bontang – Pembinaan terhadap generasi muda dalam mengembangkan talenta dirinya merupakan suatu keharusan yang tidak bisa disangkal. Salah satu upaya yang dilakukan adalah dengan melahirkan event perlombaan yang mampu memicu potensi generasi.
Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (DPK) Kota Bontang sudah dan kerap melakulan itu, baik di DPK mau pun di berbagai wilayah kelurahan dan sekolahan.
Kepala DPK Bontang, Retno Febriaryanti, menerangkan bahwa meski pihaknya sering melakukan pembinaan itu, namun ada kendala lain yang perlu dikaji.
Pembinaan kepada generasi agar talenta mereka tidak menurun, bagi Retno agak sulit. Khususnya jika membuat program untuk anak-anak. Alasannya karena terkendala waktu bagi anak sekolah.
Namun, jika pembinaan itu dilakukan, memungkinkan dengan wadah komunitas, itu pun tidak rutin setiap minggu.
“Belum sih, tapi kita coba nanti. Cuma kan mereka sekolah. Jadi memungkinkan mengganggu waktu sekolah mereka. Tapi jika ini mungkin, maka bisa kita tampung, mengajak komunitas untuk mendampinginya. Memungkinkan paling sekali sebulan,” ucap Retno Febriaryanti usai pihaknya menggelar Lomba Bercerita pada Kamis (20/6/2024).
Terkait Lomba Bercerita itu, kata Kadis, merupakan gelaran khusus bagi siswa sekolah dasar/madrasah ibtidaiyah tingkat Kota Bontang yang mengusung tema “Cerdaskan Kehidupan Bangsa dan Lestarikan Kekayaan Adat dan Budaya Bangsa.”
Para peserta lomba, kata dia, yang nanti akan meraih juara 1, akan dibawa ke tingkat provinsi untuk diperlombakan kembali. Mereka yang lolos ke tingkat provinsi akan didampingi oleh mereka yang sudah handal dalam bidang tersebut.
“Biasanya kami tiap tahun ada pendampingan dari para dewan juri. Atau mungkin yang expert ya. Nanti itu (mereka) yang kami dorong untuk ikut ke provinsi,” ucapnya.
Lebih jauh kata Retno, bahwa DPK Bontang pernah meraih juara di tingkat provinsi dan mewakili Bumi Etam di kancah Nasional. “Dua tahun yang lalu kita menjadi yang terbaik se-provinsi. Tahun kemarin kita jadi harapan 1. Mudah-mudahan tahun ini bisa yang terbaik lagi.”
“Kita pernah lolos ke tingkat nasional. Tapi di waktu pandemi, sehingga menggunakan online. Jadi kurang beruntung. Karena melalui video, jaringannya kurang bagus juga,” tambahnya.
Diketahui, penjaringan peserta tahun ini berbeda dengan tahun sebelumnya. Pihak DPK mengirim kepada para peserta, kemudian mereka mengirim video.
“Nahh kemudian para juri mengambil 10 yang terbaik. Nahh ini yang finalnya kita lombakan langsung (di DPK). Beda dengan tahun lalu. Semua peserta datang, dan bisa sampai sore. Kalau ini hanya 10 peserta saja. Karena sebelumnya sudah dites melalui video,” tukasnya. (Adv)