DIGTALPOS.com, Bontang – Pemerintah Kota Bontang kembali menegaskan komitmennya dalam membangun ekosistem literasi yang kuat dan berkelanjutan. Sebanyak 3 Bunda Literasi Kecamatan dan 15 Bunda Literasi Kelurahan resmi dikukuhkan dalam sebuah prosesi penuh makna di Pendopo Wali Kota Bontang, Kamis (11/12/2025).
Pengukuhan ini menjadi momentum penting untuk mendorong gerakan literasi agar menjangkau masyarakat hingga tingkat paling dasar, mulai dari lingkungan keluarga, RT, hingga komunitas.
Kepala Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (DPK) Bontang, Retno Febriaryanti, menegaskan bahwa keberadaan Bunda Literasi bukan sekadar seremoni. Mereka adalah perempuan penggerak yang berada paling dekat dengan aktivitas warga, menjadi figur kunci dalam memperkuat budaya membaca dan budaya belajar sejak dari rumah.
“Dengan hadirnya Bunda Literasi di setiap kecamatan dan kelurahan, program literasi akan berjalan lebih terstruktur, merata, dan berkelanjutan hingga lingkup RT,” ujar Retno.
Ia menambahkan, langkah ini sejalan dengan amanat UU No. 43 Tahun 2007 tentang Perpustakaan yang mewajibkan pemerintah daerah untuk menumbuhkan minat baca melalui program yang terintegrasi.
Wali Kota Bontang sekaligus Bunda Literasi Kota, Neni Moerniaeni, menyampaikan apresiasi atas komitmen para Bunda Literasi yang bersedia mengemban tugas strategis tersebut.
Menurutnya, literasi kini tidak lagi hanya soal membaca, tetapi meluas menjadi kemampuan memahami informasi, berpikir kritis, berkreasi, hingga menggunakan teknologi secara bijak.
“Literasi adalah bekal utama bagi Bontang sebagai kota industri dan jasa, apalagi sebagai mitra IKN. Kota yang maju harus memiliki masyarakat yang cerdas dan adaptif,” tegasnya.
Neni menekankan bahwa gerakan literasi harus dimulai dari lingkungan terdekat. Karena itu, Bunda Literasi akan menjadi motor penggerak yang hadir di tengah warga di sekolah, posyandu, rumah ibadah, taman baca, hingga ruang-ruang sosial komunitas.
Retno menjelaskan bahwa literasi di era digital mencakup kemampuan memahami informasi dan bernalar kritis, termasuk penggunaan teknologi yang sehat. Untuk itu, Bunda Literasi diharapkan mampu menghadirkan berbagai program kreatif yang dekat dengan kehidupan masyarakat, seperti, Pembentukan Pojok Baca di tingkat RT, Kelas mendongeng untuk anak, Program kunjungan ke perpustakaan, Baca bersama keluarga, Pelatihan literasi digital, Kampanye penggunaan gawai sehat Gerakan “Satu Hari Satu Halaman”.
Program-program tersebut diharapkan menjadi gerakan organik yang mendorong masyarakat untuk menjadikan membaca sebagai gaya hidup. Dengan hadirnya Bunda Literasi di seluruh kecamatan dan kelurahan, Pemerintah Kota optimistis gerakan literasi akan semakin meluas, mengakar, dan memberikan dampak transformasional bagi generasi masa depan.
Menutup kegiatan, Retno menyampaikan penghargaan kepada seluruh pihak yang terlibat, seraya berharap semangat literasi dapat terus tumbuh. “Semoga Allah SWT meridai setiap langkah kita dalam mencerdaskan kehidupan masyarakat Kota Bontang,” ucapnya. (*)













