DIGTALPOS.com, Bontang – Tingkat gemar membaca (TGM) peringkat satu se-Kalimantan Timur diraih oleh Kota Bontang dengan angka 71,04.
Sementara posisi kedua tertinggi TGM adalah Kutai Kartanegara (65,17). Selanjutnya Samarinda (59,9). Paser (54,02), Penajam Paser Utara (52,04). Kemudian Balikpapan (51,76), Kutai Timur (51,16), Mahakam Ulu (52,16). Lalu Berau (51,1), dan terakhir Kutai Barat (50,62).
Kepala Dinas Perpustakaan dan Kearsiapan (DPK) Kota Bontang, Retno Febriaryanti, menerangkan indikator yang mendongkrak tingginya TGM di Kota Bontang ini.
Menurut dia salah satu aspek yang medorong tingginya angka TGM di Kota Bontang karena akses internet gratis yang dihadirkan oleh Pemerintah Kota (Pemkot) Bontang di bawah kepemimpinan Basri Rase.
Menurutnya program wifi gratis ini merupakan ide brilian dari Pemkot Bontang. Karena dengan itu masyarakat bisa mengakses informaai secara gratis, baik jurnal, artikel, media sosial, mau pun e-book.
“Salah satu yang mendorong kita sementara ini tertinggi di Kaltim itu adalah akses wifi gratis untuk masyarakat. Itu suatu program wali kota yang sangat brilian sehingga masyarakat bisa mengakses buku, informasi dengan lebih cepat,” terangnya saat ditemui Digtalpos belum lama ini.
Ditambahkannya wilayah yang tidak memiliki akses internet gratis akan sulit mencapai TGM yang tinggi. Alasannya, salah satu indikator TGM itu tinggi adalah berapa lama masyarakat mengakses internet setiap jam.
“Mungkin daerah lain yang tidak punya program ini, mungkin juga akan kesulitan. Karena kan ada pertanyaannya di situ, berapa jam dalam perhari mengakses internet,” jelasnya.
Menyangkut kebebasan generasi muda dalam menggunakan smartphone, kadis mengatakan justru literasi media online sangat membantu mengembangkan informasi anak. Namun, menurutnya harus ada bimbingan dalam hala pemilahan informasi yang layak dan tidak layak.
“Ini kan sebetulnya literasi media online juga penting. Jadi kita ndak bisa menutup bahwa itu ndak boleh. Makanya harus ada edukasi untuk memilah mana yang bagus, mana yang tidak. Ini tugas kami nanti bagaimana memberikan edukasi kepada anak-anak,” tegasnya.
Lebih jauh Retno mengatakan di era revolusi informasi ini mereka yang menang adalah mereka yang pandai mengakses dan menyerap informasi itu. Karenanya, meski pengawasannya terbilang rumit, namun era teknologi merupakan suatu keharusan.
“Karena tidak bisa kita menutup mata bahwa itu menjadi hal yang memang harus disikapi. Dan bagaimana media ini bisa mendorong anak-anak Bontang lebih melek kepada informasi di luar yang sangat cepat,” terangnya.
“Anak-anak sekarang itu mungkin sulit belajar langsung dari buku, makanya kita perlu akses internet yang penting ada batasan, gitu,” tutupnya. (Adv)