DIGTALPOS.com, Kutai Kartanegara — Pembangunan dua unit jembatan baja komposit di Desa Bukit Pariaman, Kecamatan Tenggarong Seberang, Kabupaten Kutai Kartanegara, kini tengah mengalami hambatan yang cukup krusial. Meski progres fisik konstruksi telah mencapai sekitar 60 persen, namun keterlambatan pencairan anggaran membuat proyek ini terancam tidak rampung sesuai target pada November 2025.
Kepala Bidang Bina Marga Dinas Pekerjaan Umum (DPU) Kukar, Linda Juniarti, mengungkapkan bahwa proses pekerjaan di lapangan mulai melambat akibat Surat Penyediaan Dana (SPD) dari kas daerah yang belum juga diterbitkan.
“Penyedia jasa sudah mengajukan penarikan progres karena pekerjaan di lapangan cukup signifikan. Namun kami belum bisa membayar karena SPD dari keuangan belum keluar,” ujar Linda saat dikonfirmasi pada Senin (7/7/2025).
Ia berharap, dalam kurun waktu satu hingga dua minggu ke depan, proses penerbitan SPD bisa segera dilakukan oleh pihak keuangan daerah, sehingga pembayaran kepada penyedia jasa dapat diproses, dan pengerjaan di lapangan kembali berjalan normal.
“Kami sudah mengajukan permohonan pencairan untuk beberapa paket pekerjaan yang progresnya cukup tinggi. Ini penting agar pengerjaan tidak stagnan,” tegasnya.
Saat ini, dari dua titik jembatan penghubung antar dusun yang sedang dibangun, satu jembatan telah menyelesaikan pekerjaan abutmen dan segera masuk ke tahap pengecoran, sedangkan satu jembatan lainnya baru menyelesaikan proses pemancangan dan mulai masuk ke pembesian pier head.
Adapun kedua jembatan tersebut memiliki panjang bentang sekitar 25 meter dan dibangun dengan spesifikasi tipe B. Lebar jalan utama dirancang 6 meter, ditambah bahu jalan masing-masing 0,5 meter di sisi kiri dan kanan, sehingga total lebar jembatan mencapai 7 meter.
Linda juga menyampaikan bahwa girder baja untuk kedua jembatan telah selesai diproduksi dan siap dikirim ke lokasi proyek. Namun proses pengangkutan masih menunggu kepastian pencairan dana.
Pembangunan ini merupakan bagian dari program prioritas DPU Kukar melalui Bidang Bina Marga dalam rangka meningkatkan konektivitas antar wilayah dan mempercepat mobilitas masyarakat di pedesaan, khususnya di Desa Bukit Pariaman yang selama ini akses jalannya cukup terbatas.
“Kami sangat berharap percepatan evaluasi dan pengambilan keputusan di level pimpinan daerah, agar tidak berdampak lebih luas pada penyelesaian proyek strategis ini,” tutup Linda.
(Adv)