Legislator Bontang Minta Pelaksanaan PTM Mengacu SKB Menteri

Ketua Komisi I DPRD Bontang Muslimin (Digtal/HR)

DIGTALPOS.com, Bontang –  Rencana Pembelajaran Tatap Muka (PTM) yang akan digelar pada bulan Juli mendatang, kembali mendapat rintangan. Peningkatan kasus terkonfirmasi postif Covid-19 di Kota Bontang, Kalimantan Timur, yang belakangan ini terjadi membuat pemkot mengambil langkah untuk membatalkan kegiatan PTM tersebut.

Sebelumnya, Wali Kota Bontang, Basri Rase menyatakan, rencana PTM yang akan digelar pada 14 Juli mendatang dipastikan akan batal, menyusul Kota Bontang yang kembali masuk dalam daftar merah Covid-19. Ia menilai terlalu beresiko untuk menggelar PTM ditengah situasi saat ini.

Pembatalan ini mengacu kepada Surat Keputusan Bersama (SKB) Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Menteri Agama, serta Menteri Kesehatan, dan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia, yang mengatur belajar tatap muka pada Masa Pandemi Covid-19.

Dalam keputusan itu, kegiatan sekolah tatap muka terbatas hanya diperbolehkan bagi wilayah dengan zona kuning dan hijau. Untuk wilayah zona merah, dianjurkan sekolah secara daring.

Menanggapi hal itu, Ketua Komisi I DPRD Bontang, Muslimin menganjurkan, agar kegiatan PTM mengacu kepada SKB tersebut. Menurutnya, selain tidak boleh melanggar SKB, peningkatan kasus yang belakang ini terjadi juga menjadi alasan lain, agar kegiatan PTM kembali di tunda.

“Kalau berdasarkan dengan SKB, saya rasa memang kita belum bisa melaksanakan PTM,” ungkapnya, Rabu (23/06/2021).

Muslimin menambahkan, apa yang disampaikan Wali Kota Basri merupakan hal yang wajar. Menurutnya, langkah tersebut diambil karena memang tidak ingin melanggar.

“Sebenarnya pernyataan Wali Kota itu normatif saja. Karena dia juga tidak mau melanggar. Misalnya bagaimana jika PTM dilakukan, dan ada murid yang terpapar, siapa yang akan bertanggungjawab?,” terang Politikus Golkar ini.

Sebelumnya juga, Kabid Pendidikan Dasar Disdikbud Bontang, Saparuddin mengungkapkan, masih terus menunggu perkembangan status Covid hingga 3 minggu kedepan. Soal sarana prasarana, dan teknis pembelajaran juga telah dipersiapkan jauh-jauh hari.

“Masih ada 3 minggu kedepan untuk melihat tren perkembanganya, yang penting soal persiapan kami sudah siapkan semua,” bebernya.

Adapun jumlah sekolah yang batal melaksanakan PTM terbatas sebanyak 93 sekolah meliputi, 61 di tingkat SD, dan 32 tingkat SMP.

“Semua sekolah itu setuju dan siap PTM, tapi kalau 3 minggu masih zona merah ya terpaksa ditunda,” tandasnya. (*)