DIGTALPOS.com, Jakarta – Upaya meningkatkan minat baca dan memperkuat budaya literasi di Kota Bontang terus digaungkan oleh Wali Kota Bontang, Neni Moerniaeni. Orang nomor satu di Kota Taman (sebutan Bontang) ini didampingi Kepala Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (DPK) Kota Bontang, Retno Febriaryanti, mengunjungi Perpustakaan Nasional Republik Indonesia (Perpusnas) di Jakarta Pusat, Rabu (22/10/2025).
Kunjungan ini menjadi momen penting bagi Pemerintah Kota Bontang untuk belajar dan menyerap inspirasi dari sistem pengelolaan perpustakaan terbesar di Indonesia tersebut.
Perpusnas, yang berdiri megah dengan 27 lantai, dimana 24 lantai di atas tanah dan tiga lantai di bawah tanah untuk parkir serta fasilitas pendukung, dikenal sebagai gedung perpustakaan tertinggi di dunia. Di dalamnya, berbagai layanan tersedia mulai dari ruang baca nyaman, area pameran, koleksi naskah kuno, hingga fasilitas digital interaktif. Dari lantai teratas, pengunjung juga dapat menikmati panorama indah ibu kota.
Wali Kota Neni mengaku kagum dengan kemegahan dan kelengkapan fasilitas Perpusnas. Ia berharap masyarakat Bontang dapat menumbuhkan semangat membaca dan menjadikan perpustakaan sebagai pusat kegiatan edukatif, bukan sekadar tempat meminjam buku.
“Kalau sedang berada di Jakarta, sempatkanlah untuk datang ke Perpustakaan Nasional. Namun kalau belum bisa, datang saja ke Perpustakaan Kota Bontang, karena di sana juga tersedia berbagai pusat pendidikan dan informasi yang tidak kalah menarik,” ujar Neni.
Menurutnya, Perpustakaan Kota Bontang kini telah bertransformasi menjadi ruang publik yang multifungsi bukan hanya sebagai tempat membaca, tetapi juga sebagai wadah penelitian, diskusi sosial, kegiatan budaya, dan bahkan rekreasi edukatif bagi semua kalangan.
“Di Perpustakaan Bontang, kita punya fasilitas digital, buku-buku sejarah, koleksi untuk tunanetra, serta berbagai sumber bacaan lain yang bisa diakses oleh seluruh lapisan masyarakat,” tambahnya.

Neni juga mengajak masyarakat, terutama pelajar dan generasi muda, untuk aktif memanfaatkan perpustakaan daerah. Ia menekankan bahwa budaya literasi tidak boleh hanya berhenti di sekolah, tetapi harus menjadi kebiasaan dalam kehidupan sehari-hari.
“Mari kita ramaikan perpustakaan kita. Semakin banyak masyarakat yang datang, semakin kuat pula semangat literasi di Bontang,” tegasnya.
Sementara itu, Kepala DPK Kota Bontang, Retno Febriaryanti, juga menyampaikan kekagumannya terhadap sistem pelayanan di Perpusnas. Menurutnya, di setiap lantai terdapat layanan dengan fungsi yang berbeda-beda, yang dapat menjadi inspirasi bagi pengembangan layanan perpustakaan di Bontang.
“Ada sekitar 30 layanan yang tersebar di 24 lantai. Ini benar-benar luar biasa dan sangat menginspirasi kami untuk meningkatkan kualitas pelayanan di DPK Bontang,” ungkap Retno.
Retno menegaskan bahwa pihaknya akan menjadikan kunjungan ke Perpusnas sebagai bahan evaluasi dan motivasi untuk terus memperbaiki sistem pelayanan, memperkaya koleksi buku, serta memperluas akses masyarakat terhadap literasi digital.
Dengan kunjungan ini, Pemerintah Kota Bontang berharap dapat memperkuat sinergi dengan Perpusnas dalam upaya membangun ekosistem literasi yang inklusif, modern, dan berkelanjutan bagi seluruh warga Bontang. (Adv)