Ratusan Siswa di Sangatta Tak Tertampung, DPRD Kaltim; Tambahan Sekolah Negeri

Ratusan Siswa di Sangatta Tak Tertampung, DPRD Kaltim; Tambahan Sekolah Negeri
Anggota Komisi IV DPRD Kaltim, Agus Aras. (Foto/Digtalpos)

DIGTALPOS.com, Samarinda – Masalah klasik soal penerimaan peserta didik baru (PPDB), atau yang saat ini disebut Sistem Penerimaan Murid Baru (SPMB), seringkali ditemukan.

Khusus di wilayah Sangatta Utara dan Selatan, setidaknya ada ratusan siswa lulusan SMP yang dilaporkan belum bisa tertampung di SMA dan SMK negeri pada tahun ajaran 2025/2026.

Hal itu dibenarkan oleh Anggota Komisi IV DPRD Kaltim, Agus Aras, yang mengatakan bahwa sejumlah wali murid mengeluh karena anak-anak mereka tidak bisa masuk ke sekolah negeri, meski berada dalam zona yang seharusnya diakomodasi. Persoalan itu pun disebutnya merupakan persoapan serius yang tidak bisa dibiarkan berlalut-larut.

“Jumlah lulusan SMP dan MTs di Sangatta Utara dan Selatan tidak sebanding dengan kapasitas ruang kelas yang tersedia di jenjang SMA dan SMK. Akibatnya, sekitar 600 siswa tidak tertampung,” ujarnya, Selasa (1/7/2025).

Agus menegaskan, situasi tersebut harus segera ditangani oleh Pemorov Kaltim selaku pemegang kewenangan pendidikan tingkat SMA dan SMK. Salah satu solusinya adalah pembangunan unit sekolah baru (USB) di dua kecamatan tersebut.

“Ini tanggung jawab provinsi. Saya minta agar pembangunan sekolah baru segera direncanakan dan masuk dalam anggaran. Minimal perencanaannya sudah dimulai tahun ini, agar fisiknya bisa dikerjakan tahun depan,” tegasnya.

Selain itu, informasi terakhir menyebutkan bahwa Pemkab Kutim telah menyiapkan lahan untuk pembangunan sekolah baru di Sangatta Selatan. Agus berharap, hal ini segera direspons oleh Pemprov Kaltim.

Namun, pihaknya mengingatkan pembangunan sekolah harus diiringi dengan kesiapan tenaga pendidik dan fasilitas pendukung lainnya.

“Jangan sampai gedung sudah dibangun, tapi gurunya tidak ada. Jadi semua harus disiapkan secara bersamaan,” pungkasnya.

Daru 18 kecamatan di Kutim, lanjut dia, saat ini yang paling bermasalah adalah Sangatta Utara dan Selatan.

“Sementara 16 kecamatan lainnya masih terpantau aman dalam hal ketersediaan kursi di sekolah negeri,” kuncinya. (Adv)

Penulis: NurEditor: Redaksi