DPK Bakal Bentuk Tim Seleksi Buku yang Disumbangkan Warga ke Perpusda

Kepala Bidang Perpustakaan DPK Bontang Indra Nopika Wijaya (dok: digtalpos)

DIGTALPOS.com, Bontang – Dalam upaya menyortir kelayakan buku yang disumbangkan oleh masyarakat ke Perpustakaan Daerah (Perpusda), Dinas Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (DPK) Kota Bontang bakal menyiapkan tim penyeleksi.

Kepala DPK Bontang Retno Febriaryanti, melalui Kepala Bidang (Kabid) Perpustakaan, Indra Nopika Wijaya, mengatakan itu karena jangan sampai ada buku sumbangan yeng bersifat vilgar. Mengingat tidak semua buku diadakan langusung oleh DPK, tapi ada juga sumbangan masyarakat.

Selain buku yang berbau vulgar, biasanya sumbangan buku oleh masyarakat juga mengalami kerusakan dan akhirnya dibuang. Sementara untuk tim penyeleksi tersebut, kata Indra, berasal dari pustakawan DPK Bontang.

“Nanti kita buat tim penyeleksi. Yang jelas pustakawan kita. Untuk buku yang kita tolak itu yang berbau-bau vulgar lah. Tapi jelas kalau kita beli sudah terseleksi,” ucapnya saat ditemui belum lama ini.

“Yang nggak terseleksi itu kan yang biasanya buku yang dihibahkan oleh masyarakat. Kadang kan mereka datangkan langsung satu dus, bahkan ada yang kondisinya nggak layak didatangkan ke sini, sebutnya.

Perpustakaan DPK Bontang (dok: digtalpos)

Lebih lanjut dia mengatakan sumbangan buku yang langsung dari masyarakat nyatanya tidak masuk dalam koleksi perpustakaan, tetapi dapat disumbangkan kembali kepada instansi yang memang membutuhkannya.

“Kalau sumbangan bukan jadi koleksi kita. Sumbangan buku ini akan kita sumbangkan lagi. Seperti di fasilitas umum. Misalnya Lapas, Capil, Samsat, di rumah sakit juga,” terangnya.

Kata dia, jika ada pesanan instansi tertentu yang meminta pengadaan buku, DPK Bontang, kata Indra, langsung menyediakan buku itu. “Kalau ada permintaan kita juga langsung sumbangkan. Beda dengan yang koleksi, itu kita pakai silang layang. Hanya dipinjamkan dalam jangka waktu tertentu,” katanya.

Menyangkut buku dengan aliran atau ideologi tertentu yang dianggap bisa “menyesatkan” masyarakat, dia membeberkan sejauh ini belum ada buku semacam itu. Jika ada, tetap akan diseleksi ketat.

“Di sini buku begitu nggak ada. Jika pun ada akan tersortir. Di sini ada buku yang ditolak tapi yang sifatnya vulgar. Kalau yang agak vulgar begitu, kita akan buang,” tukasnya. (Adv)

Penulis: AgEditor: Redaksi