DIGTALPOS.com, Bontang – Upaya memperkuat literasi dan memperluas cakrawala sastra daerah kini mendapat perhatian serius dari Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN). Melalui kegiatan Riset Ekspedisi Karya Sastra Kalimantan Timur, tim BRIN melakukan kunjungan ke Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (DPK) Kota Bontang, Senin (21/10/2025).
Kunjungan ini merupakan bagian dari rangkaian pendataan karya sastra di berbagai perpustakaan daerah se-Kalimantan Timur, meliputi Balikpapan, Samarinda, Kutai Timur, Kutai Barat, dan Bontang. Tujuannya tak lain untuk membangun basis data karya sastra Indonesia yang inklusif dan berakar kuat pada kekayaan lokal.
Ketua Kelompok Riset RIIM Ekspedisi BRIN Karya Sastra Kalimantan Timur, Dharma Satrya, menjelaskan bahwa kegiatan ini berfokus pada pengumpulan karya sastra penulis lokal maupun karya bertema Kalimantan Timur yang ditulis oleh penulis dari luar daerah.
“Kami datang ke perpustakaan kota dan kabupaten untuk mendata karya sastra lokal, kemudian berkoordinasi dengan komunitas penulis di tiap daerah,” ujarnya.
Menurut Dharma, bentuk karya yang didata meliputi tulisan berbahasa Indonesia modern, baik yang diterbitkan dalam bentuk cetak maupun digital. Semua data yang dikumpulkan akan diolah menjadi data korpus sastra, yaitu kumpulan teks dalam format digital (PDF, Word, atau TXT) yang bisa dianalisis menggunakan aplikasi linguistik canggih seperti Uncon.
“Kalau manusia membaca satu buku bisa seminggu, komputer bisa membaca seribu karya sekaligus. Data ini nanti akan masuk ke laman korpora BRIN, semacam big data karya sastra Indonesia,” jelasnya.
Langkah ini menjadi bagian penting dari upaya BRIN untuk memperluas dokumentasi sastra nasional. Melalui korpus digital, karya penulis daerah tak lagi tersembunyi di rak-rak perpustakaan, tetapi dapat diakses, dianalisis, dan diapresiasi oleh peneliti, akademisi, serta pembaca di seluruh Indonesia.
Selain melakukan pendataan, tim BRIN juga berdialog dengan komunitas penulis di Bontang, seperti Forum Penulis Bontang dan Forum Lingkar Pena (FLP). Pertemuan tersebut membahas berbagai hal mulai dari pendokumentasian naskah, digitalisasi karya, hingga peluang kolaborasi riset di masa depan.

Dari hasil kunjungan, tim BRIN berhasil memindai enam karya sastra lokal untuk diarsipkan secara digital, dan berencana menambah koleksi tersebut dengan menggandeng komunitas penulis serta pihak DPK Bontang.
Dharma menegaskan bahwa kegiatan ini masih berada pada tahap awal, yakni pengumpulan data, dan belum menyentuh ranah analisis isi atau kajian linguistik mendalam. Namun, hasil pendataan diharapkan dapat menjadi dasar pengembangan penelitian sastra daerah ke depan.
“Untuk saat ini masih tahap pengumpulan data. Tapi kami ingin hasil pendataan ini bisa menjadi pijakan untuk kajian sastra daerah, agar penulis-penulis lokal juga mendapat tempat dalam peta sastra nasional,” tambahnya.
Tak hanya itu, Dharma juga memberikan apresiasi terhadap DPK Bontang yang dinilainya memiliki fasilitas representatif serta jam operasional yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat.
“Sinergi antara perpustakaan dan komunitas penulis perlu terus diperkuat. Produksi dan distribusi karya sastra daerah harus berjalan beriringan. Jangan berhenti di penerbitan, tapi juga harus bisa tersebar luas, misalnya ke sekolah-sekolah,” tandasnya.
Melalui kegiatan ini, BRIN berharap ke depan Bontang tidak hanya dikenal sebagai kota industri, tetapi juga sebagai kota literasi yang melahirkan banyak penulis dengan karya berkelas nasional. (Adv)