DIGTALPOS.com, Bontang – Penerapan biaya tes swab pagi pendamping yang dibebankan kepada keluarga pasien di RSUD Taman Husada Bontang, mendapat atensi dari Anggota Komisi II DPRD Bontang, Nursalam.
Politikus partai berlambang pohon beringin ini meminta agar Pemkot melalui Dinas Kesehatan menghapus kegiatan tersebut, lantaran ia anggap membebani masyarakat.
“Sejauh ini sudah banyak aduan dari warga. Bahkan, ada pasien yang sampai enggan dirawat karena keluarga tak punya biaya membayar tes usap,”beber Nursalam, Rabu (28/04/2021).
Tidak semua pasien berasal dari keluarga mampu, kata Nursalam, banyak juga pasien hanya bergantung dari BPJS Kesehatan. Tambahan biaya ini kian membebani warga miskin.
“Nah sekarang, sudah tidak mampu dibebani lagi pembayaran swab,”jelasnya
Nursalam mencontohkan, jika biaya tes usap perorang sebesar Rp200 ribu, maka jika ada 2 orang yang mendapingi, mereka harus merogoh kocek sekitar Rp 400 ribu.
Kendati maksud dari kebijakan tersebut dinilai baik. Namun, biaya untuk tes harus ditanggung oleh pihak pemberi aturan dalam hal itu rumah sakit. Menurutnya biaya tes harus diberi secara gratis sebagai bentuk pelayanan yang baik.
Rumah sakit bisa mengambil sumber pendanaan biaya itu dari anggaran rumah sakit itu sendiri maupun APBD. “Silahkan di swab, tapi jangan dipungut,” tambahnya.
Dalam waktu dekat, Nursalam menyebut akan memanggil pihak RSUD untuk rapat kerja. Pemanggilan itu membahas perihal dikeluarkannya surat keputusan biaya tes swab yang dibebani oleh penunggu keluarga pasien.
Dikonfirmasi terpisah, Plt Direktur RSUD Taman Husada dr Bahauddin meluruskan aturan yang diterbitkan mewajibkan setiap pendamping pasien untuk memiliki rapid antigen negatif, bukan hasil swab. (HR)