DIGTALPOS.com, Bontang – Tahun 2024 menjadi pengingat serius bagi Pemerintah Kota (Pemkot) Bontang untuk memperkuat strategi mitigasi bencana. Pasalnya, sepanjang tahun lalu, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Bontang mencatat sebanyak 73 kejadian bencana terjadi di wilayah di Bontang, mulai dari banjir, kebakaran pemukiman, hingga tanah longsor.
Tingginya angka ini menjadi alarm bagi pemerintah untuk bergerak cepat memperkuat sistem perlindungan dan kesiapsiagaan masyarakat. Asisten Perekonomian dan Pembangunan Pemkot Bontang, Sony Suwito Adicahyono, menegaskan bahwa data tersebut menjadi dasar penting dalam evaluasi kebijakan pembangunan.
“Data tahun 2024 menjadi bahan evaluasi serius. Pemerintah harus memastikan agar kejadian serupa dapat diminimalisir melalui perencanaan yang matang dan mitigasi yang efektif,” ucap Sony, saat membuka Pelatihan Mitigasi Bencana di Hotel Sintuk, Kamis (23/10/2025).
Sebagai tindak lanjut, Pemkot Bontang kini tengah mengakselerasi berbagai proyek strategis untuk menekan potensi bencana, terutama banjir. Sejumlah program fisik tengah berjalan, seperti pembangunan folder pengendali banjir, pintu air otomatis, kolam retensi, serta rencana jalan layang menuju kawasan Bontang Kuala.
Langkah-langkah tersebut, kata Sony, tidak hanya bertujuan menekan risiko bencana, tetapi juga menjaga keberlanjutan lingkungan perkotaan. “Kami ingin membangun Bontang yang tangguh terhadap bencana, tapi tetap berkelanjutan dan ramah lingkungan,” tambahnya.
Selain membangun infrastruktur, Pemkot Bontang juga memperkuat kapasitas masyarakat dan relawan melalui pelatihan rutin kebencanaan. Menurut Sony, kesiapsiagaan masyarakat merupakan faktor kunci dalam memperkuat ketahanan kota.
“Pelatihan ini bukan sekadar agenda tahunan, melainkan bagian dari strategi jangka panjang Pemkot untuk membangun budaya siaga di tingkat akar rumput,” tegasnya.
Pelatihan tersebut diikuti oleh unsur BPBD, relawan kebencanaan, aparat kelurahan, dan perwakilan komunitas warga. Mereka dibekali keterampilan dasar penanganan darurat, sistem peringatan dini, hingga koordinasi lintas lembaga saat terjadi bencana.
Pemkot Bontang juga terus memperkuat sinergi dengan dunia usaha melalui program Corporate Social Responsibility (CSR) yang diarahkan untuk mendukung kegiatan kebencanaan. Dukungan tersebut mencakup bantuan logistik, peralatan tanggap darurat, serta program edukasi kebencanaan di lingkungan kerja dan masyarakat sekitar.
Selain itu, Sony menilai peran media massa tidak kalah penting dalam menyebarkan informasi yang cepat dan akurat kepada publik.
“Media berperan vital dalam membangun kesadaran masyarakat. Dengan pemberitaan yang edukatif dan berimbang, risiko bencana bisa ditekan sejak dini,” ujarnya.
Sony menegaskan, Pemkot Bontang tidak akan berhenti pada tahap penanganan pascabencana semata. Fokus utama kini diarahkan pada pencegahan dan mitigasi menyeluruh di seluruh lini, mulai dari perencanaan tata ruang, pembangunan berwawasan lingkungan, hingga penguatan sistem komunikasi publik.
“Langkah-langkah ini menjadi bukti nyata komitmen Pemkot Bontang dalam melindungi warganya dan menjamin keberlanjutan pembangunan daerah,” pungkasnya.
Dengan berbagai upaya tersebut, pemerintah berharap ke depan angka kejadian bencana di Kota Taman dapat terus menurun, sekaligus menumbuhkan kesadaran kolektif masyarakat untuk hidup berdampingan dengan alam secara lebih bijak. (Adv)