DIGTALPOS.com, Bontang – Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (DPK) Kota Bontang terus berinovasi dalam memperkuat peran pustakawan sebagai garda terdepan pelayanan publik. Salah satunya melalui kegiatan Bimbingan Teknis (Bimtek) Peningkatan Kapasitas Tenaga Perpustakaan dan Pustakawan Tahun 2025, yang digelar di Ruang Meeting Hotel Sintuk Bontang, Jumat (17/10/2025).
Kegiatan ini menghadirkan dua narasumber yang berkompeten di bidangnya, yakni perwakilan dari Dewan Pengurus Daerah (DPD) Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) serta Sekolah Luar Biasa (SLB) Permata Bunda. Materi yang disampaikan mencakup pertolongan pertama pada kecelakaan (P3K) dan pengantar bahasa isyarat.
Kepala DPK Kota Bontang, Retno Febriariyanti, menuturkan pelatihan ini merupakan bagian dari upaya memperluas peran perpustakaan sebagai pusat pembelajaran sepanjang hayat bagi seluruh lapisan masyarakat, tanpa terkecuali.
“Melalui materi tentang P3K, kami ingin membekali petugas dan pustakawan dengan kemampuan dasar dalam menangani keadaan darurat yang mungkin terjadi di lingkungan perpustakaan. Ini adalah bentuk kesiapsiagaan sekaligus tanggung jawab moral kami sebagai pelayan masyarakat,” ujar Retno.

Tak hanya berfokus pada keselamatan, kegiatan ini juga menyoroti pentingnya layanan inklusif di lingkungan perpustakaan. Para peserta dibekali kemampuan dasar bahasa isyarat agar mampu berinteraksi dengan penyandang tunarungu, serta diperkenalkan dengan huruf Braille untuk memahami kebutuhan pembaca dengan hambatan penglihatan.
“Melalui pembelajaran huruf Braille dan bahasa isyarat, kami ingin membuka pintu inklusi seluas-luasnya. Perpustakaan harus menjadi ruang yang ramah, aman, dan terbuka bagi siapa saja, tanpa memandang keterbatasan,” terang Retno.
Lebih lanjut, ia menegaskan, pustakawan masa kini tidak hanya dituntut pandai mengelola koleksi buku, tetapi juga harus memiliki empati dan kepekaan sosial yang tinggi dalam melayani masyarakat.
“Mari kita jadikan perpustakaan bukan hanya tempat membaca, tetapi juga tempat tumbuhnya kepedulian dan kemanusiaan,” ujarnya.
Kegiatan Bimtek ini disambut antusias oleh peserta, yang mengaku mendapat banyak ilmu baru dan perspektif berbeda tentang peran pustakawan di era modern. Dengan pelatihan ini, DPK Bontang berharap dapat mencetak pustakawan yang sigap, tanggap, dan berjiwa inklusif, sehingga perpustakaan benar-benar menjadi ruang belajar untuk semua. (Adv)