DIGTALPOS.com, Bontang – Wajah baru dunia literasi dan edukasi di Kota Bontang segera hadir. Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (DPK) Kota Bontang tengah mempersiapkan pengoperasian Gedung Mini Theater yang ditargetkan mulai beroperasi pada tahun 2026 mendatang. Fasilitas modern ini diharapkan menjadi wadah baru bagi masyarakat untuk belajar, berekreasi, dan berinteraksi dalam suasana yang menyenangkan.
Berdiri megah di area depan gerbang utama DPK Bontang, mini theater ini tampak menonjol dengan desain bangunan yang modern dan futuristik. Lokasinya yang strategis tepat berseberangan dengan Gedung Kearsipan membuatnya mudah diakses oleh masyarakat umum maupun pelajar yang kerap berkunjung ke perpustakaan.
Kepala Bidang Perpustakaan DPK Bontang, Indra Nopika Wijaya, menjelaskan pembangunan gedung tersebut telah dimulai sejak tahun 2024 menggunakan Dana Alokasi Khusus (DAK). Saat ini, tahap akhir pengerjaan tengah difokuskan pada penyelesaian interior dan fasilitas penunjang.
“Karena bangunan fisiknya sudah rampung, sekarang kami masuk ke tahap penyelesaian bagian dalam, khususnya pemasangan trap tangga theater,” jelas Indra.
Menurut data dari Layanan Pengadaan Secara Elektronik (LPSE) Inaproc Kota Bontang, proyek pengerjaan trap tangga theater tersebut dibiayai melalui Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) dengan nilai mencapai Rp 1,7 miliar.

Jika dibandingkan dengan fasilitas bioskop mini yang sebelumnya berada di Ruang Multimedia DPK Bontang, gedung baru ini memiliki kapasitas yang jauh lebih besar.
“Di ruang multimedia, kapasitasnya hanya sekitar 75 orang. Nah, di gedung baru ini bisa menampung hingga 122 orang. Jadi bisa lebih banyak kegiatan yang melibatkan masyarakat,” terang Indra.
Selain sebagai tempat pemutaran film edukatif dan dokumenter, mini theater ini juga dirancang untuk menjadi pusat kegiatan literasi kreatif mulai dari pemutaran film lokal, seminar, kelas literasi digital, hingga kegiatan seni dan budaya.
Indra berharap kehadiran mini theater ini dapat memperkuat peran DPK Bontang sebagai lembaga yang tidak hanya menyediakan koleksi buku, tetapi juga menghadirkan pengalaman belajar yang interaktif dan menyenangkan bagi masyarakat dari berbagai kalangan.
“DPK sekarang bukan hanya tempat membaca. Kami ingin menjadikannya ruang rekreasi edukatif, tempat bertukar gagasan, dan sarana untuk memperkuat inklusi sosial di masyarakat,” tandasnya. (Adv)













