DIGTALPOS.com, Bontang – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Bontang telah melakukan pendataan mengenai peta potensi rawan bencana, mulai sejak 12 Juni 2024 lalu.
Tujuan kegiatan ini, untuk memperbarui data tentang lokasi yang berpotensi terdampak bencana, seperti banjir, kebakaran pemukiman, hutan, lahan, tanah longsor, angin puting beliung, serta bencana terbesar, yakni kegagalan teknologi.
Kepala Pelaksana BPBD Kota Bontang, Usman, melalui Kepala Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan, Eko Mashudi mengungkapkan, memasuki seminggu pengerjaan, pihaknya telah mengumpulkan data dari 25 RT di Kelurahan Api-api.
“Dalam seminggu dikumpulkan data 25 RT di daerah Kelurahan Api-api,” kata Eko, belum lama ini.
Berdasarkan rekapan sementara, Ia mengatakan bahwa saat ini kebakaran pemukiman menjadi potensi terbesar di kawasan tersebut. Sehingga diperlukan Alat Pemadam Api Ringan (APAR) di setiap rumah.
Pemukiman di area Keluraahan Api-Api termasuk kawasan padat penduduk. Setiap warga perlu melakukan upaya mitigasi atau penurunan risiko dan dampak dari bencana tersebut. Hal ini dimaksud untuk menjaga potensi di rumah sendiri, serta saling membantu di lingkungan sekitarnya.
“Ini adalah bentuk penanganan awal saat terjadi bencana kebakaran pemukiman,” lanjutnya.
Sedangkan, untuk bencana banjir telah mengalami penurunan. sesuai data dari Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) pada tahun 2023, yaitu luasan wilayah tergenang banjir menurun hingga mencapai 40 persen.
Ia menjelaskan, banjir besar biasanya memiliki siklus lima tahunan. Hal ini di dasari oleh trend yang ada di kota Bontang dan data BMKG di tahun ini.
“Wilayah Kota Bontang lebih lama mengalami kemarau dan terjadi anomali cuaca karena pengaruh dampak El Nino,” imbuhnya.
Selain itu, adanya pengerukan sungai dan perbaikan drainase juga mengurangi luasan genangan banjir, di area yang menjadi langganan banjir, seperti di Jalan Ahmad Yani dan sekitarnya.
Upaya yang dilakukan pemerintah kota, belum bisa menghilangkapan banjir 100 persen. Namun jika terjadi genangan akibat hujan atau air pasang, maka air tersebut akan cepat surut.
“Misal bulan lalu, di wilayah Belakang Bank Mega, ada genangan tapi sebentar saja,” kata Eko.
Tim BPBD masih melakukan pendataan di wilayah Bontang Utara. Ditargetkan akan rampung pada akhir Juni 2024. (Adv)