DIGTALPOS.com, Kutim, Kalimantan Timur – Perkembangan teknologi dan jaringan internet yang belum memadai menjadi salah satu penghambat pelajar di wilayah pelosok Kutai Timur untuk memperoleh beasiswa. Persoalan tersebut mendapat atensi khusus dari anggota DPRD Kutai Timur, Agusriansyah Ridwan.
“Mayoritas pelajar yang bertempat tinggal di daerah pelosok terkendala jaringan internet. Sehingga tidak semua warga usia sekolah masuk ke dalam data penerima beasiswa Kutai Timur,” ujar politikus Partai Keadilan Sejahtera (PKS) itu kepada awak media beberapa waktu lalu.
Padahal, program beasiswa untuk jenjang sekolah dasar (SD) dan sekolah menengah pertama (SMP) telah dialokasikan dana sebesar Rp 21,75 miliar dari APBD Kutim. Namun, masalah akses internet membuat banyak pelajar di pelosok sulit memanfaatkan kesempatan ini.
Agusriansyah menegaskan, pemerintah daerah harus hadir memberikan solusi konkret sehingga permasalahan tersebut bisa segera diatasi. “Mudah-mudahan ke depannya persoalan teknologi dan internet bisa dicari mekanismenya yang lebih memudahkan masyarakat,” tegasnya.
Menurut Agusriansyah, seharusnya pendaftaran beasiswa bisa dilakukan di sekolah masing-masing sehingga langsung diverifikasi untuk memastikan pelajar layak atau tidaknya menerima bantuan tersebut.
“Pengajuan beasiswa tersebut bisa saja dilakukan secara manual, tapi karena keperluan database, akses internet tetap diperlukan,” tambahnya.
Disinggung soal potensi nepotisme dalam penerimaan beasiswa, Agusriansyah menekankan bahwa stigma tersebut perlu pembuktian. “Pemberian beasiswa harus sesuai dengan kriteria yang sudah ditetapkan. Yang pasti beasiswa ini terbuka untuk umum, siapa saja bisa mendaftar,” pungkas anggota Komisi D DPRD Kutim tersebut. (Adv)