BW Minta Pemkot Segera Bertindak Atasi Konflik Warga dan Buaya Sungai Guntung

Anggota DPRD Bontang Bakhtiar Wakkang. (int)

DIGTALPOS.com, Bontang – Anggota DPRD Bontang, Bakhtiar Wakkang. meminta pemerintah untuk segara bertindak mengatasi konflik antara warga dan buaya di bantara Sungai Guntung, Kecamatan Bontang Utara.

Dalam permasalah ini, kata Politisi Nasdem itu terdapat celah hukum yang dapat digunakan untuk menyelesaikannya. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati menyatakan bahwa buaya adalah salah satu jenis satwa yang dilindungi.

Kata dia, masyarakat dapat memelihara buaya dengan izin dari BKSDA, yang umumnya berupa izin penangkaran, baik secara individu maupun melalui lembaga penangkar. Hubungan kemitraan dengan BKSDA akan terbentuk dalam proses ini.

Wakkang juga menyoroti pentingnya memperlakukan setiap kasus konflik antara manusia dan buaya secara individu, tanpa merendahkan bahaya yang mungkin timbul. Dia menekankan pentingnya memperhatikan hubungan antara nelayan Guntung, seperti Ambo, dan buaya Riska.

“Pak Ambo bisa dinilai oleh BKSDA, melihat kedekatannya dengan buaya Riska. Selain itu, kita dapat memanfaatkan konten yang dihasilkan oleh Pak Ambo dengan Riska di channel YouTube-nya, yang selama ini menjadi sumber mata pencaharian bagi Ambo,” jelas Wakkang baru-baru ini.

Lebih lanjut, Wakkang mencatat bahwa sikap Wakil Ketua DPRD, Agus Haris, yang mendukung relokasi buaya, adalah pandangan pribadi dan bukan representasi resmi dari DPRD secara keseluruhan.

Pendapat serupa datang dari Ketua DPC Masyarakat Sadar Wisata (Masata) Bontang, Eko Satrya yang mengusulkan ide pembuatan wisata berbasis konservasi. Ambo dan buaya Riska dianggap sebagai ikonik pariwisata Indonesia.

Menurut Eko Satrya, konsep wisata ini dapat memberikan solusi bagi masalah konflik warga dan buaya, sambil memberikan manfaat bagi masyarakat sekitar. Wisata ini juga dapat berperan sebagai sarana edukasi untuk memahami pentingnya pelestarian buaya dan ekosistem alam. “Melalui keberadaan buaya Riska dan pak Ambo, kita berharap dapat mencapai peningkatan ekonomi untuk masyarakat sekitar sambil tetap menjaga kelestarian buaya di habitatnya,” papar Eko Satrya.

Dia juga membagikan pengalaman saat mengunjungi buaya Riska dengan Panji Petualang dan Ambo, yang menunjukkan betapa buaya dan warga sungai Guntung hidup berdampingan secara damai dalam habitat asli mereka. (adv)