DIGTALPOS.com, Bontang – Badan Narkotika Nasional Kota (BNNK) Bontang memberikan edukasi soal bahaya narkoba, kepada ratusan mahasiswa Universitas Terbuka (UT) Samarinda, di Gedung Auditorium Taman 3 Dimensi, Bontang Utara, Sabtu (16/09/2023).
Kepala BNNK Bontang, Lulyana Ramdhani mengatakan, pembekalan ini merupakan bagian dari upaya untuk menekan angka peredaran narkoba di Kota Taman (sebutan Bontang).
“Saya apresiasi UT Samarinda yang turut konsen terhadap pemberantasan narkoba, karena saat ini peredaran narkoba semakin mengkhawatirkan,” ucap Lulyana.
Berdasarkan data yang ia peroleh, ada sekitar 1,98 persen warga Indonesia yang terjerumus sebagai penyalahguna narkoba. Sebab itu, pemerintah termasuk BNN saat ini tengah fokus untuk menyelamatkan 98 persen lainnya, agar tidak ikut terjerat barang haram tersebut, dan para mahasiswa ini, kata dia, merupakan bagian dari warga yang perlu diselamatkan dari jeratan narkoba.
Lulyana menambahkan, ada beberapa program yang diluncurkan BNN dalam upaya pemberantasan narkoba. Pertama dengan upaya pencegahan di semua kalangan, baik lingkungan pemerintahan, pendidikan, maupun di masyarakat.
Pada program ini, terdapat pula program rehabilitasi, dimana para korban narkoba dipilah dan diidentifikasi, mana pennyalahguna dan mana yang pengedar.
“Saat ini penjara penuh dengan kasus penyalahguna narkoba, padahal untuk pengguna seyogyanya direhabilitasi agar bisa sembuh dan kembali ke lingkungan masyarakat,” terangnya.
Berikutnya, BNN juga melakukan pemberantasan narkoba dengan mencari dan memutus jaringan hingga ke akarnya.
Selanjutnya, BNN memberantas narkoba menggunakan teknologi, termasuk memanfaatkan media sosial (Sosmed). Selain sebagai wahana edukasi, di sosmed ini BNN juga melayanani aduan dari masyarakat. Salah sosmednya yaitu “Bang Wawan BNN” singkatan dari “Pembangunan Berwawasan Anti Narkoba”.
“Kalau langsung ke BNN, masyarakat banyak yang takut duluan, tapi lewat sosmed ini, banyak masyarakat yang tertarik dan responnya pun cukup baik,” sebutnya.
Disinggung soal potensi narkoba jenis Baru masuk Bontang, Lulyana menuturkan, sejauh ini pihaknya belum menemukan kasus seperti itu. Ia menyebut, kebanyakan penyalahguna narkoba di Bontang tersangkut kasus sabu.
Kendati begitu, ia bersama tim terus melakukan pemantauan serta terus memberikan edukasi kepada masyarakat untuk selalu waspada terhadap kemungkinan ini.
“Kalau di kota lain ada yang dikemas menjadi makanan, tapi kalau di sini belum ditemukan kasus yang seperti itu,” jelasnya.
Dalam kesempatan itu, Lulyana mengajak masyarakat Bontang untuk bersama-sama memerangi peredaran narkoba, salah satunya dengan memproteksi anggota keluarga, termasuk meningkatkan kewaspadaan serta pola asuh orang tua, agar orang-orang terdekat di lingkungan keluarga tidak jatuh dalam perangkap narkoba.
“Mari kita jaga keluarga kita, kalau sudah tidak ada pembeli, para para bandar tidak akan datang dan Bontang bisa bebas dari narkoba,” pungkasnya. (*)