DIGTALPOS.com, Bontang – Wakil Ketua DPRD Bontang Agus Haris, menyebut relokasi merupakan langkah tepat untuk mengantisipasi serangan hewan reptil tersebut. Namun relokasi harus dilakukan tanpa pandang bulu.
Termasuk dua buaya yang kerap masuk dipemukiman warga, yakni buaya Riska dan Ompong. Dua buaya itu kerap berinteraksi dengan warga hingga diberikan nama oleh warga.
Agus Haris menilai serangan buaya beberapa waktu lalu cukup menjadi alasan kuat agar relokasi dilakukan segera mungkin. “Soal Riska ompong ya kita tidak tahu siapapun itu relokasi,” kata Agus kepada awak media baru-baru ini.
Kepala Seksi Konservasi Wilayah 2 Tenggarong, BKSDA Kaltim Suriawati Halim mengatakan, mereka sebelumnya memang sudah berencana melakukan evakuasi buaya. Apalagi dari informasi warga, ada empat buaya besar kerap masuk di permukiman warga Guntung termasuk satu buaya ukuran tiga meter sebelumnya sudah dievakuasi oleh tim Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Agustus bulan lalu.
Dari hasil inventarisir petugas rupanya terdapat empat buayayang sudah jadi sasaran dari BKSDA, satu diantaranya sudah ditangkap, artinya sisa tiga yang bakal ditangkap.
Evakuasi buaya memang tidak mudah karena habitatnya suka berpindah-pindah. Dalam artian tim perlu beberapa hari melakukan pemetaan di mana keberadaan buaya sering muncul. “Pokoknya minggu ini, teman-teman BKSDA akan bekerja. Karena keselamatan warga itu paling utama,” beber
Peran masyarakat juga penting, karena ketika mereka melihat buaya muncul. Personel bisa bergerak untuk memantau keberadaan buaya, tetapi tak menutup kemungkinan evakuasi membutuhkan waktu.
Rencananya pekan ini tim BKSDA kembali ke lokasi dan melakukan komunikasi, baik dari pihak Kelurahan dan warga. “Paling penting itu informasi dari masyarakat bahwa ada kemunculan, misalnya nih hari ini ternyata dapat informasi ada buaya, besok bisa kita bergerak,” ujar Suriawati. (Adv)