DIGTALPOS.com, Bontang – Anggota DPRD Bontang, Raking, menyoroti tarif sewa stand di setiap event di Kota Bontang yang dikeluhkan pelaku Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM). Tarif sewa Rp2,7 juta per stand dianggap pelaku UMKM Bontang tertalu mahal.
Mahalnya biaya sewa stand UMKM ini sudah berulang kali dikeluhkan. Menurutnya, dengan nilai sewa setinggi itu, pihak UMKM justru harus memutar otak agar keuntungan bisa menutup modal biaya sewa.
“Ada salah satu pedagang kaki lima selaku pelaku UMKM yang menghubungi saya, mereka mengeluhkan biaya sewa stand UMKM yang dianggap mahal Rp2,7 juta per stand-nya,” ucapnya kepada awak media baru-baru ini.
Raking juga mengajak Wali Kota Bontang untuk mengevaluasi alasan dibalik biaya sewa stand yang mahal ini. Ia juga mempertanyakan dengan harga seperti itu apakah sudah sesuai dengan fasilitas yang didapat penyewa stand tersebut.
“Apakah untuk biaya kebersihan atau keamanan?, mohon untuk bisa diperjelas,” tambahnya.
Kata dia, pelaku UMKM merasa terbebani dengan biaya sewa stand sekitar Rp2,7 juta per stand, karena mereka minimal harus menghasilkan keuntungan sekitar Rp458 ribu per hari. Kata dia, pelaku UMKM mengikuti event seperti ini untuk meningkatkan kapasitas dan perekonomian mereka.
“Tapi dengan biaya yang mahal mereka merasa tercekik,” ungkap Raking.
Sementara itu, Wali Kota Bontang, Basri Rase, menyatakan bahwa perihal biaya sewa stand UMKM akan ditelusuri oleh Organisasi Perangkat Daerah (OPD) terkait. “Saya belum paham alurnya seperti apa, karena saya belum memonitor, tapi menurut saya ini terkait pembiayaan keamanan, kebersihan, listrik selama event tersebut berlangsung, ini harus dibicarakan dulu bersama komisi,” katanya.
Salah satu pedagang juga mengungkapkan kebingungannya atas biaya sewa yang mencapai Rp2,7 juta selama 6 hari event. Ia merasa biaya tersebut terlalu tinggi dibandingkan dengan event sebelumnya yang hanya membutuhkan biaya sewa stand sekitar Rp350 ribu selama 6 hari. “Dengan harga segitu termasuk mahal, apalagi kita pedagang kecil saja ini. Kalau Rp2,7 juta tidak masuk di logika kalau hanya fasilitas tenda, listrik, dan air,” tegasnya. (adv)