WIKA Sosialisasi Dampak Kebisingan Pre-Commissioning Pabrik Amonium Nitrat

Manajer Konstruksi PT WIKA, Atriarso didampingi sejumlah staf dan Lurah Loktuan saat berbicara dampak Kebisingan Pre-Commissioning Pabrik Amonium Nitrat kepada warga.

DIGTALPOS.com, Bontang – Pabrik bahan peledak milik PT Kaltim Amonium Nitrate (KAN) di Bontang, Kalimantan Timur mulai pre-commissioning steam blowing atau tahapan pembersihan saluran pipa menggunakan tekanan uap air.

Namun sebelum itu, PT WIKA selaku pihak kontraktor terlebih dahulu diminta melakukan sosialisasi kepada penduduk di sekitar perusahaan demi mencegah kepanikan akibat dampak kebisingan yang ditimbulkan.

Manajer Konstruksi PT WIKA, Atriarso mengatakan pembersihan saluran pipa dijadwalkan berlangsung selama 30 hari, terhitung dari 17 Februari sampai 17 Maret 2023.

“Tadi pagi sudah mulai tahap uji coba untuk mengetahui parameter dampak kebisingan ditimbulkan,” tutur Atriarso saat sosialisasi di Gedung Balai Pertemuan Umum Kelurahan Loktuan, Bontang Utara, Sabtu (17/2/2023) malam.

Sesuai target, kata Atriarso, proses steam blowing akan dilaksanakan tiga kali dalam 24 jam. Yakni pukul 08.00-10.00 WITA, pukul 14.00-16.00 WITA, dan pukul 20.00-22.00 WITA. Bahan yang digunakan murni uap air. Bukan bahan kimia.

“Jadi, warga sekitar perusahaan, seperti di Kelurahan Loktuan dan Guntung tidak perlu khawatir soal pencemaran udara,” lanjutnya.

Sebelum steam blowing, sudah didahului proses pre-hydro atau kalibrasi kebocoran menggunakan tekanan air. Kemudian dilanjutkan dengan tahapan pembersihan saluran pipa menggunakan tekanan uap untuk mengangkat sisa air maupun partikel zat pengotor yang terperangkap di dalam valve.

“Kebisingan yang timbul saat proses steam blowing memang ada, namun tidak melampaui ambang batas. Hanya sekitar 79 desibel dari jarak 20 meter karena sudah dilengkapi teknologi peredam suara,” tegasnya.

Sementara itu, Lurah Loktuan Hadi Jumianto mengingatkan pihak perusahaan untuk tetap memperhatikan aspek lingkungan. Agar aktivitas warga buffer zone tidak terganggu dan berpotensi memicu kegaduhan ataupun menimbulkan kepanikan.

“Masyarakat Loktuan sebenarnya sudah sangat menyadari akan pentingnya ramah investasi. Tetapi perusahaan juga jangan melupakan tanggung jawab sosial dan lingkungan disekitarnya,” tutur Hadi.

Pabrik milik PT KAN ini berdiri atas inisiasi joint venture antara PT Pupuk Kaltim dengan PT Dahana dengan nilai investasi sekitar Rp1,1 triliun. Pabrik berkapasitas 75 ton per tahun bahan peledak ini merupakan yang ketiga di Bontang, selain PT KNI dan PT Black Bear. (*)

Penulis: SenaEditor: Redaksi