DIGTALPOS.com, Kukar – Ritual mengulur Naga dan Belimbur menandai puncak kemeriahan Erau Adat Pelas Benua 2022 Kesultanan Kutai Kartanegara Ing Martadipura, Minggu (02/10) pagi.
Prosesi diawali dengan menurunkan replika Naga Laki dan Naga Bini yang telah disemayamkan selama 7 hari 7 malam di serambi Museum Mulawarman atau eks keraton Kutai.
Setelah kedua replika naga diletakkan di halaman depan Museum Mulawarman, Sultan Kutai ke XXI Adji Muhammad Arifin didampingi kerabat kesultanan melakukan prosesi tepong tawar ke sepasang naga tersebut.
Usai pembacaan riwayat naga oleh Raden Heriansyah, kedua replika naga kemudian diusung menuju dermaga depan Museum Mulawarman dan dinaikkan ke atas kapal untuk diberangkatan serta diulur di perairan sungai desa Kutai Lama, Kecamatan Anggana.
Prosesi ini dipimpin Menteri Adat Kesultanan Kutai H Aji Pangeran Haryo Adi Kesuma (Adik dari Sultan Kutai ke-XXI). Replika kepala dan ekor naga akan dibawa kembali untuk disemayamkan di Museum Mulawarman setelah tubuh dari kedua naga diulur atau diturunkan ke dalam sungai Kutai Lama.
Sesaat setelah kapal yang membawa Naga Laki dan Naga Bini bertolak ke Kutai Lama, Sultan Adji Muhammad Arifin beserta kerabat melaksanakan ritual Beumban dan Begorok di dalam museum.
Menjelang pukul 11.00 Wita, Sultan Adji Muhammad Arifin bersama permaisuri naik ke Rangga Titi atau balai yang terbuat dari bambu kuning di dermaga depan Museum. Setelah serangkaian ritual, Sultan memercikkan air Tuli ke dirinya yang sebelumnya air ini diambil dari sungai Kutai Lama.
Air Tuli selanjutnya dipercikan Sultan ke empat penjuru mata angin yang menandai bahwa Belimbur (saling menyiramkan air) dimulai. Ritual belimbur dilaksanakan Kesultanan bersama-sama rakyat Kukar dan para pengunjung untuk mendapatkan penyucian diri dan perlindungan dari unsur-unsur jahat, baik yang berwujud maupun tak berwujud.
Sejumlah mobil pemadam milik BPBD serta mobil tangki Satpol PP Kukar yang dipersiapkan di sekitar dermaga turut menyiramkan air ke kerumunan warga yang larut dalam suka cita belimbur.
Lokasi belimbur sebagaimana titah Sultan Kutai dimulai dari Kepala Benua sampai Buntut Benua Kecamatan Tenggarong (Tanah habang Mangkurawang sampai dengan Pal.4 Jalan Wolter Monginsidi) dan berlangsung hingga pukul 14.00 Wita.
Yang berbeda pada Erau tahun ini, Pemkab Kukar melalui Organisasi Perangkat Daerah (OPD) menyiapkan air bersih menggunakan drum disepanjang titik lokasi belimbur.
Sebagaimana disampaikan Bupati Kukar Edi Damansyah, Erau sebagai festival rakyat adalah bukti kekayaan dan keragaman budaya yang dimiliki masyarakat Kukar secara khusus, dan bangsa Indonesia secara umum.
“Erau ini merepresentasikan identitas bangsa Indonesia melalui kearifan lokal masyarakat Kukar serta bagaimana antusiasme masyarakat dalam merawat nilai-nilai adiluhung dari tradisi dan budaya yang dimilikinya,” kata Edi.
Selain itu, even Erau bagi Pemkab Kukar merupakan ruang terbuka yang tersedia bagi masyarakat Kukar dalam menampilkan jati diri serta mengaktualisasikan seni dan budayanya.
“Guna meningkatkan kunjungan wisatawan ke Kabupaten Kukar, terutama agar perekonomian masyarakat Kukar dapat kembali bergerak setelah melalui masa-masa sulit Pandemi Covid-19,” tandasnya.
Selain Forkopimda Kukar, puncak Erau Adat Pelas Benua ini turut dihadiri Forkopimda Kaltim, Bupati/Walikota Se-Kaltim, beberapa Raja dan Sultan nusantara, serta tamu undangan dari sejumlah daerah. (mmbse)