DIGTALPOS.com, Bontang – Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (DPK) Kota Bontang rutin menggelar pengajian dengan menggundang penceramah, untuk memupuk nilai-nilai rohani kepada seluruh staf dan pegawai yang ada dilingkungan DPK.
Hari ini Jumat, 19 Agustus 2022, DPK Bontang kembali menggelar pengajian, di Kantor DPK Kota Bontang, Jalan HM Ardans, Kelurahan Satimpo, Kecamatan Bontang Selatan. Seluruh staf khususnya yang beragama Islam hadir mengikuti kegiatan tersebut.
Dari amatan media ini di lokasi, semua yang hadir tampak serius mendengarkan ceramah yang disampaikan oleh ustadz dari Komunitas Pendakwah Keren (KPK) Kota Bontang. Beberapa terlihat haru, saat menyampaikan pertanyaan pada saat sesi diskusi di buka.
Kepala DPK Kota Bontang Retno Febriaryanti mengungkapkan, kegiatan pengajian ini merupakan salah satu program yang dicanangkan DPK Bontang dalam rangka membangun Revolusi Mental seluruh pegawai DPK, agar bisa meningkatkan pelayanan serta memberikan yang terbaik kepada masyarakat.
“Kegiatan ini (pengajian) bukan yang pertama. Ini merupakan upaya kita dalam mendukung Pemerintah Pusat mewujudkan Revolusi Mental di birokrasi,” ucap Retno kepada media ini, saat ditemui usai acara pengajian.
Retno menambahkan, kegiatan pengajian ini rutin dilaksanakan setiap bulan satu kali, dan hari merupakan kegiatan yang ke-6 kalinya dilaksanakan DPK Kota Bontang.
Gagasan Revolusi Mental lewat pengajian ini muncul saat ia mengikuti Pelatihan Kepala Dinas di Lembaga Administrasi Negara (LAN) Republik Indonesia (RI) di Samarinda, katanya. Saat itu seluruh kepala dinas minta untuk membuat program kerja yang dapat merubah birokrasi menjadi lebih baik.
Saat itu, lanjut Retno, ia memilih inovasi Revolusi Mental melalui penanaman nilai-nilai spiritual. Dan saat ini gagasan tersebut mulai diaplikasikan di OPD yang ia pimpim. Hal ini dilakukan karena ia percaya, lewat penanaman nilai spiritual, pengabdian pegawai kepada masyarakat, pimpinan dan negara ini, akan dijalankan dengan lebih baik, lebih ramah, dan lebih ikhlas.
“Kita niatkan semuanya untuk ibadah. Apapun agamanya, kita niatkan untuk memberikan pelayanan yang terbaik,” jelasnya.
Retno berkata, memberikan sapa, senyum, dan salam diniatkan ingin menyenangkan orang, dengan begitu akan memberikan manfaat bagi orang lain, termasuk ketika kita diberikan amanah, maka harus dijalankan dengan baik.
“Jika kita memberikan yang terbaik dari diri kita, maka masyarakat akan puas, sehingga kinerja pemerintah menjadi lebih baik,” ujarnya.
Sedangkan untuk yang beragama non Muslim, Retno menuturkan bahwa pihak juga akan memberikan ruang yang sama. Ia mempersilahkan membuat kegiatan serupa sesuai dengan agama dan kepercayaan yang mereka anut. Namun karena jumlah yang hanya 6 orang, kegiatan tersebut sampai saat ini belum terealisasi.
Adapun untuk pembiayaan kegiatan ini disebut Retno berasal dari swadaya, serta sumbangan dari yang sedang berulang tahun.
Untuk diketahui, Revolusi Mental adalah suatu gerakan untuk menggembleng manusia Indonesia agar menjadi manusia baru, yang berhati putih, berkemauan baja, bersemangat elang rajawali, berjiwa api yang menyala-nyala, membangun jiwa merdeka menuju bangsa yang besar.
Sementara itu, Pesmo Aprihandono, Pustakawan DPK Kota Bontang menyebut baik kegiatan ini. Ia menilai pembentukan karakter tidak melulu harus dilakukan lewat pelatihan, namun lewat penanaman nilai-nilai rohani dari pengajian juga diperlukan. Menjalankan pekerjaan rutin juga bagian dari ibadah. Namun hanya sesama manusia. Menurutnya menjaga hubungan dengan tuhan juga diperlukan. Sebab itu ia berharap kegiatan ini bisa dilakukan secara berkelanjutan.
“Saya rasa kegiatan ini bagus untuk pembetukan karakter. Namun karena yang kerja disini juga ada yang beragama lain, mungkin sewaktu-waktu bisa juga dilakukan kajian untuk yang beragama non Muslim,” pungkasnya. (adv)