DIGTALPOS.com, Bontang – Pemerintah Kota Bontang memperkuat sistem keamanan aplikasi dan website guna mencegah peretasan dan pencurian data penting.
Oleh karena itu, sejumlah aplikasi dan website yang saat ini sudah dalam pengawasan Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) Kota Bontang serta tergabung dalam hosting bontang.go.id, di uji keamanan oleh Badan Siber dan Sandi Negara.
Dari ratusan web dan aplikasi, baru sekitar 10 yang sudah di uji kemananan oleh BSSN dan dinyatakan lolos atau aman. Sisanya masih menunggu proses pemindahan dari pihak ke 3 kepada Diskominfo.
Adapun beberapa aplikasi dan web yang di uji kali ini diantaranya, “Temannaker” milik Dinas Ketenagakerjaan (Disnaker) Bontang, “Simbaja” dari Unik Kerja Pengadaan Barang dan Jasa (UKPBJ), serta dua aplikasi milik Diskominfo Bontang yaitu, “Simpatiku” dan “Website PPID Utama”.
“Uji keamanan ini untuk memastikan bahwa aplikasi yang dipakai OPD Pemkot Bontang benar-benar aman,” kata Asisten Kesra yang juga PLT Kepala Diskominfo Bontang, Dasuki, di Command Center Bontang, Jalan Awang Long, Bontang Utara, Rabu (8/06/2022).
Dasuki menambahkan, semakin tinggi penggunaan web dan aplikasi dalam pelayanan publik, maka tingkat kerawanan juga semakin tinggi, sebab itu diperlukan antisipasi agar tidak ada pencurian informasi.
“Saat ini keamanan informasi menjadi hal prioritas pemerintah agar terhindar dari kejahatan siber. Semua harus mendukung dan membangun integrasi data,” jelasnya.
Dalam waktu dekat, Dasuki akan mengundang seluruh OPD agar bisa menyelaraskan sistem pemerintah sehingga dapat mudah menyasar masyarakat.
Sementara itu, Tomi Wijaya, Sandiman Pertama, Direktorat Operasi Keamanan Siber, Deputi Bidang Operasi Keamanan Siber dan Sandi BSSN menyatakan, ancaman kejahatan siber saat ini perlu diwaspadai, berdasarkan data BSSN stahun 2021, ada sekitar 1,6 miliar aktifitas yang mencurigakan di jaringan internet.
“Salah satu modus yang biasanya digunakan dalam kejahatan siber yaitu pengumuman undian berhadiah yang disertai link,” bebernya.
Biasanya, lanjut dia, masyarakat yang tidak sadar akan bahanya kejahatan siber akan me klik link tersebut, kemudian memasukan data pribadi pada website yang menyerupai website pemerintah ataupun web online shop, dengan begitu secara tidak langsung kita telah menyerahkan data pribadi kita kepada orang yang tidak bertanggung jawab.
“Ini yang harus diantisipasi. Mengingat serangan yang sering terjadi baik itu merupakan jebakan dari hacker atau situs tidak resmi. Akhirnya virus bisa masuk di data pemilik,” tandasnya.