Fraksi Annur Minta Postur Anggaran Disesuaikan dengan Situasi Pendemi

M. Irfan, Fraksi Annur Bersama Unsur Pimpinan DPRD dan Sekda Bontang (ist)

DIGTALPOS.com, Bontang – Fraksi Amanat Nurani Rakyat (Annur) menyampaikan beberapa pandangan umum terhadap Rancangan Peraturan Daerah (Raperda) Kota Bontang tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Tahun Anggaran 2022, hal ini disampaikan di Ruang Rapat Paripurna, Gedung DPRD Bontang, Jalan Bessai Berinta, Kelurahan Bontang Lestari, Kecamatan Bontang Selatan, Senin (18/10/2021).

Mewakili Fraksi Annur, M. Irfan meminta agar postur anggaran memperhatikan situasi pandemi yang kemungkinan masih akan terjadi ditahun 2022. Baik penanggulangan dampak ekonomi, pendidikan, kesehatan dan penyediaan jaringan pengaman sosial.

“Kemudian pemulihan ekonomi masyarakat akibat pandemi Covid-19 dapat difokuskan pada program strategis penguatan pengurangan kemiskinan dan pengangguran,”katanya.

Selain itu, Fraksi Annur juga menyarankan untuk memberikan bantuan kepada masyarakat yang terpapar Covid-19 dan yang sedang menjalani isolasi mandiri, sebab, lanjur Irfan, mereka tidak bisa bekerja dan beraktivitas untuk memenuhi kebutuhan ekonomi keluarga.

Menanggapi hal itu, Wakil Wali Kota Bontang, Najirah menyampaikan, dalam postur anggaran RAPBD tahun 2022 khususnya program bidang kesehatan, pemerintah telah mengakomodir kebijakan untuk penanggulangan dampak Pandemi Covid-19.

Namun demikian, sesuai Surat Edaran Menteri Dalam Negeri Nomor 910/4350/SJ tentang kebijakan dalam penyusunan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Tahun 2022, khususnya terkait alokasi Belanja Tidak Terduga (BTT) untuk penanggulangan Covid-19, diperlukan pembahasan lebih lanjut antara pemerintah dengan DPRD.

“Terkait pemulihan ekonomi pada prinsipnya pemerintah sangat sependapat dan mengapresiasi saran tersebut. Oleh karena itu kebijakan terkait telah menjadi bagian prioritas dalam program-program yang dilaksanakan perangkat daerah sebagai upaya percepatan pemulihan ekonomi masyarakat,”terangnya.

Selain itu, kata Najirah, program pemberian bantuan kepada pasien Covid-19 pada tahun ini telah dilaksanakan dan menjadi bagian dari strategi penanggulangan Covid-19 di tahun 2022.

Pihaknya bersyukur bahwa hingga tanggal 18 Oktober 2021, jumlah pasien Covid yang menjalani perawatan di RSUD tinggal 3 orang, dan pelayanan di pemusatan karantina di rusunawa telah ditutup sejak tanggal 3 September 2021, karena sudah tidak ada pasien covid yang memerlukan fasilitas tersebut. (HR).